Peletakan Batu Oleh Walikota Tandai Pembangunan Ruang Publik Kreatif

By Admin

nusakini.com--Surabaya sebagai salah satu kota besar di Indonesia, telah menjadi ikon tempatnya berkumpulnya para tokoh-tokoh kreatif dalam bidang seni dan budaya. Hal ini yang menjadi salah satu inisiasi Pemerintah Kota Surabaya dan UCLG ASPAC melalui UN-Habitat Public Space Global Program untuk membangun suatu tempat sebagai penyaluran kreatifitas warga Surabaya dengan memanfaatkan lahan-lahan non-produktif milik Pemerintah Kota Surabaya menjadi Ruang Publik Kreatif. 

Bertempat di kawasan ex-insinerator TPA Keputih, Jumat (11/8) dilakukan peletakan batu pertama oleh walikota Surabaya untuk konstruksi pembangunan Ruang Publik Kreatif. Ruang Publik Kreatif Keputih merupakan salah satu kerjasama antara Pemerintah Kota Surabaya dengan UCLG ASPAC. 

Didirikan di lahan seluas 3 hektar di Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo. Area ini sebelumnya merupakan lokasi eks-insinerator Pemerintah Kota Surabaya. Ruang Publik Kreatif ini didesain oleh 45 orang yang terdiri dari 30 orang mahasiswa S1 dan S2 arsitektur/desain interior dan 15 arsitek profesional dan akademis diantaranya IAI Jawa Timur, IALI Jawa Timur, Jurusan Arsitektur ITS dan Jurusan Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 

Walikota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, yang lebih di Surabaya adalah tingkat partisipasi masyarakat. Itulah yang membuat seluruh pembangunan di Surabaya itu murah. Ada beberapa perguruan tinggi bersinergi membangun kota Surabaya. Ia mengucapkan terima kasih kepada perguruan tinggi dan asosiasi-asosiasi. 

Sekjen Sekretaris Jenderal (Sekjen) United Cities And Local Governments Asia Pasific (UCLG ASPAC), Bernadia Irawati Tjandradewi menuturkan, ini sesuatu yang baru dan fenomenal. Karena ruang publik ini bukan hanya ruang terbuka hijau tetapi bekas insinerator yang akan dijadikan ruang publik indoor dan outdoor. Ini satu-satunya di Indonesia ex-insinerator menjadi ruang publik. Ini juga merupakan suatu kebanggaan bahwa ruang publik bukan hanya ruang terbuka. 

Masih menurut Bernadia, ruang publik kreatif ini juga menjadi pembelajaran masalah lingkungan. Menurutnya, ruang kreatif bukan hanya tempat bermain tetapi juga memiliki fungsi-fungsi lain seperti edukasi economy aspect, environmental aspect dan semua aspek. Ia yakin ini menjadi referensi bagi dunia dan menjadi tambahan award bagi Surabaya. Kita tidak bisa bergantung pada Pemkot, tetapi semua jajaran masyarakat harus terlibat dan akan meningkatkan ownership. Desain ini dikerjakan bersama-sama profesional dan akademisi dengan harapan rasa tanggung jawab dan memiliki. 

Ruang Publik Kreatif Keputih merupakan salah bentuk upaya Pemerintah Kota Surabaya melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembuatannya. Focus Group Dissussion yang melibatkan tokoh masyarakat sekitar, arsitek dan designer hingga proses pembangunannya dilakukan oleh Kontraktor dari Kota Surabaya. 

Nantinya akan ada beberapa fasilitas pendukung Ruang Publik Kreatif. Di antaranya aula utama, parkir sepeda, ruang kreatif, amphitheater, water playground, food court, lapangan basket, ruang komunitas terbuka, galeri pendidikan, ruang pertunjukkan, taman baca, taman mural, taman bermain anak, toilet ramah difabilitas, dan ruang meeting. (p/ab)